Jakarta Coffee House (JCH) memilih dan mengambil biji kopi dengan teliti dari petani yang terpercaya, serta menerapkan rasa saling menghormati dan kekeluargaan dengan para petani. Dengan semangatnya untuk mengeksplorasi biji kopi terbaik di Indonesia, JCH yakin konsumen akan mendapatkan produk yang terbaik. 9 kedai kopi yang saat ini berdiri menjadi titik awal untuk lebih banyak biji kopi hebat yang akan datang kedepannya. Roastery dari JCH memanggang biji kopi 5 hari dalam seminggu, untuk memastikan kesegaran biji kopi yang akan diproses dan disajikan kepada konsumen. JCH memiliki biji kopi ukuran 200gr dan 1kg dari 9 single origin, yaitu Kopi Luwak Sumatera dan Jawa, house blend JCH, dan varian spesialnya yaitu Si Petung. Si Petung adalah racikan istimewa dari Jakarta Coffee House yang dipanggang dengan kematangan medium. Dengan latar belakang sisi teknis dan bisnis industri kopi, JCH ingin industri kopi di Indonesia semakin prospektif.
Selain kedai kopi yang saat ini beroperasi, Jakarta Coffee House juga menjalankan “coffee consulting” sebagai wadah kontribusinya dalam memajukan dunia perkopian, khususnya di Indonesia. Menurut mereka, salah satu cara agar masyarakat mendapatkan kopi yang berkualitas baik adalah dengan menyebarkan pengetahuan tentang cara memproduksi dan menyajikan kopi. Kepala dari JCH, Mas Borie, sudah berkecimpung di industri kopi lebih dari 15 tahun, berpengalaman dalam roasting, pelatihan barista, dan pengelolaan kedai kopi. Dengan pengalaman selama belasan tahun tersebut, Jakarta Coffee House dapat memberikan alternatif untuk melihat bisnis kopi melalui perspektif mereka.
Muhammad Bukhari dan Ardani, adalah dua coffee enthusiast yang mulai merintis Jakarta Coffee House sejak tahun 2011. Setiap coffee shop memiliki aspek tertentu yang mereka utamakan guna menarik customer, dapat berupa tempat, produk, atau faktor jarak yang dekat dengan rumah atau kantor. Dengan marketing mouth to mouth, Jakarta Coffee House ingin memastikan setiap customer datang dengan alasan produk yang mereka tawarkan.


Menjadi sebuah kedai kopi lama adalah tentang bagaimana cara mengikuti perkembangan arus, meskipun interpretasinya selalu berbeda antar generasi. Antara menjadi “indah” atau “fungsional”, JCH memilih untuk menerapkan fungsional sebagai karakter kedai kopinya. JCH ingin customer dapat bercengkrama, bekerja, tempat penyambung tali sosial, seperti di rumah sendiri. Khususnya JCH Cipete, yang merupakan coffee shop pertama di kawasan tersebut. Jika berkunjung kesana, akan terasa suasana “rumah lama” dengan pengunjung yang sudah lama berlangganan pula. JCH mencoba menjauhkan diri dari kesan pretentious dan menjadi se-utilitarian mungkin, sehingga semua kalangan dapat nyaman untuk berkunjung dan menjadi teman di JCH.